Kanker ovarium merupakan penyakit yang hampir semua wanita khawatirkan. Kondisi ini terjadi ketika tumor ganas berkembang di ovarium, organ yang memproduksi hormon wanita. Kanker ovarium memang bisa diobati dengan tepat jika terdeteksi sejak dini dalam perkembangannya. Sayangnya, kanker ini sulit dideteksi pada tahap awal, sehingga semakin sulit untuk diobati.
Tanda Kanker Ovarium
Kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada tahap awal. Oleh karena itu, kanker ovarium seringkali baru dapat dideteksi ketika sudah mencapai stadium lanjut. Orang dengan kanker ovarium memiliki beberapa gejala termasuk:
- Adanya pembengkakan pada perut
- Keluar darah dari vagina.
- Mengalami gangguan pencernaan.
- Mengalami penurunan berat badan
- Mengalami sakit perut hebat
- Mengalami sembelit
- Mengalami perubahan siklus menstruasi
- Merasa cepat kenyang
- Mual-mual
- Perut terasa kembung
- Sering buang air kecil
- Vagina terasa sakit saat berhubungan intim
Ovarium terletak di dekat kandung kemih dan usus. Dengan demikian, saat tumor tumbuh, gejala yang muncul adalah masalah pencernaan yang terkait dengan tumor pada organ di sekitarnya. Jika gejala gangguan pencernaan telah berlangsung selama 3 minggu, Anda harus segera mencari bantuan medis.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Ovarium
Masih belum diketahui apa yang menyebabkan kanker ovarium, meskipun dokter telah mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit tersebut. Secara umum, kanker dimulai ketika sel mengembangkan kesalahan (mutasi) dalam DNA-nya. Mutasi memberitahu sel untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, menciptakan massa (tumor) sel abnormal.
Sel-sel abnormal terus hidup sementara sel-sel sehat sekarat. Mereka dapat menyerang jaringan terdekat dan memotong tumor asli untuk menyebar ke tempat lain di tubuh (metastasis). Sementara itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, antara lain:
- Usia lanjut. Kanker ovarium dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada wanita berusia antara 50 dan 60 tahun.
- Mutasi genetik yang diturunkan. Sebagian kecil dari kanker ovarium disebabkan oleh mutasi genetik yang diwarisi dari orang tua. Gen yang meningkatkan risiko kanker ovarium disebut gen kanker payudara 1 (BRCA1) dan gen kanker payudara 2 (BRCA2). Dinamakan demikian karena gen ini juga meningkatkan risiko kanker payudara. Mutasi genetik lainnya, termasuk yang terkait dengan sindrom Lynch, diketahui meningkatkan risiko kanker ovarium.
- Sejarah keluarga. Orang yang memiliki dua atau lebih kerabat dengan kanker ovarium memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
- Terapi penggantian estrogen. Terutama jika Anda adalah pengguna dosis tinggi jangka panjang.
- Usia menstruasi dimulai dan berhenti. Mulai menstruasi pada usia muda atau mulai menopause pada usia yang lebih tua, atau keduanya, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
Cara Mencegah Kanker Ovarium
Hingga sekarang belum ada cara pasti dalam mencegah kanker ovarium, namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
- Pertimbangkan untuk Minum Pil KB
Tanyakan kepada dokter Anda apakah pil KB tepat untuk Anda. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral memiliki penurunan risiko kanker ovarium. Namun, pil KB memiliki risiko, jadi diskusikan apakah manfaatnya lebih besar daripada risikonya berdasarkan kondisi Anda.
- Diskusikan Faktor Risiko dengan Dokter
Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara dan ovarium, beri tahu dokter Anda. Dokter Anda dapat menentukan apa artinya ini bagi risiko kanker Anda. Dalam beberapa kasus, dokter Anda mungkin merujuk Anda ke konselor genetik, yang dapat membantu Anda memutuskan apakah tes genetik tepat untuk Anda.
Jika Anda telah ditemukan memiliki mutasi gen yang meningkatkan risiko kanker ovarium, Anda mungkin ingin mempertimbangkan operasi pengangkatan ovarium Anda untuk mencegah kanker. Lindungi diri Anda dari kanker ovarium, kanker serviks, kanker payudara, dan berbagai penyakit lainnya dengan asuransi Super You untuk rawat inap dan rawat jalan dengan perlindungan lengkap.